Ungkap Suasana Hati dengan Bahasa, yuk!

Ungkap Suasana Hati dengan Bahasa, yuk!


Seringkali orang berpendapat bahwa, “Hati boleh panas, tapi kepala harus tetap dingin”. Pendapat itu dapat dibenarkan, lho! Karena akan berakibat pada perilaku yang agresif, impulsif dan tak rasional. Namun demikian dalam Kenyataannya sehari‐hari terkadang emosi (hati) dapat mempengaruhi kognisi (kepala) orang. Pengaruh emosi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kesesuaian dengan suasana hati dan ketergantungan pada kondisi suasana hati. Untuk tetap mendinginkan kepala seseorang dibutuhkan sebuah sarana pengungkapan, yaitu bahasa.
Lalu, mengapa emosi seseorang bisa diungkapkan melalui bahasa? Hal itu dikarenakan bahasa memiliki sifat luwes, manipulatif, dan memiliki fungsi-fungsi yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, alat berkomunikasi, alat mengadakan integrasi, beradaptasi sosial dalam lingkungan, dan alat kontrol sosial. Yuk, simak artikel ini untuk mendapatkan informasi secara lebih detail.
Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus kenal  dulu nih dengan istilah emosi, suasana hati, dan bahasa. Emosi adalah reaksi terhadap sebuah objek khusus, bentuk emosi seperti saat senang, marah, ataupun takut pada sesuatu. Sedangkan, suasana hati atau mood adalah perubahan emosi ketika seseorang kehilangan fokus pada suatu hal. Misalnya ketika Anda masih merasa marah lalu mendapat kabar baik dari orang tersayang. Perubahan perasaan dari marah ke bahagia inilah yang disebut mood.
Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh bila seseorang bersikap kasar terhadap Anda, Anda akan merasa marah. Perasaan marah tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat, bahkan mungkin dalam hitungan detik. Tetapi ketika dalam suasana hati yang buruk (badmood), Anda dapat merasa tidak nyaman untuk beberapa jam.
Kemudian, bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Secara umum, bahasa dibagi menjadi bahasa verbal (dengan kata-kata) dan bahasa nonverbal (tanpa kata-kata).
Saat melakukan interaksi sosial, suasana hati yang sedang dirasakan oleh seseorang dapat tercerminkan dengan wajahnya baik dalam suasana marah, sedih, kecewa, senang, dan sebagainya. Secara tidak langsung, hal itu menunjukkan bahwa emosi dan suasana hati seseorang dapat terungkapkan melalui bahasa. Penggunaan bahasa verbal seperti saat seseorang sedang mencaci, memaki, menggerutu, memelas, merintih, dan sebagainya juga merupakan penggunaan bahasa dalam mengungkapkan suasana hati.
Kemudian, kontak mata sebagai sinyal alamiah, sentuhan yang spontan, postur tubuh, cara seseorang berjalan, berdiri, duduk, dan gerakan isyarat seperti menghentakan kaki, menggerakan tangan, menganggukan atau menggelengkan kepala saat berbicara juga termasuk dalam mengungkapkan emosi dan suasana hati dengan bahasa.
Lantas, seberapa pentingnya pengungkapkan emosi ? Sangatlah penting, karena jika seseorang memendam emosi secara terus-menerus akan memicu stress, lalu akibat dari stress yang berkepanjangan maka akan mengalami gangguan tidur. Selain itu, fungsi memori seseorang juga menurun drastis diakibatkan oleh emosi yang tak terungkapkan, misalnya saat seseorang belajar dalam keadaan emosi atau suasana hati sedang buruk maka akan sulit menyerap materi yang dipelajari.
Jadi kesimpulannya bahwa dalam mengungkapan emosi dan suasana hati bisa menggunakan bahasa, baik itu bahasa verbal maupun nonverbal. Pengungkapan emosi dan suasana hati sangatlah penting, mengingat banyaknya dampak buruk yang ditimbulkan jika seseorang memendam secara terus-menerus. Yuk, sama-sama menjaga kesehatan hati dengan berusaha mengungkapkan apa yang dirasakan oleh hati kita :)

Referensi :







Komentar

Postingan Populer